Kamis, 06 November 2014

METODOLOGI PENELITIAN PTK



1.  Model Penelitian
Penelitian ini merupakan bentuk dari penelitian terapan atau penelitian terpakai (Applied research) yang diselenggarakan dalam rangka mengatasi masalah nyata dalam kehidupan, berupa usaha menemukan dasar-dasar dan langkah-langkah perbaikan. Dalam keterangan lain dijelaskan  bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu  tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.(Rochiati, 2006:13) Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melihat kondisi siswa. Penelitan tindakan kelas merupakan kegiatan kolaborasi antara peneliti dan praktisi dalam hal ini adalah guru yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Adapun model PTK sebagai berikut :
a. Desain Penelitian
Ada beberapa ahli yang berbeda pendapat dalam menentukan model penelitian tindakan kelas, namun secara garis besar daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.
Keempat tahap penelitian di atas adalah langkah yang harus ditempuh untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran tindakan berurutan sampai kembali pada tindakan semula. Jadi, bentuk penelitian tindakan tidak pernah satu tindakan, tetapi selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal.
b. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur yang harus dilakukan dalam penelitian ini mencakup empat tahap diantaranya:(Asrori, 2008:101-106)
Tahap 1: Menyusun perencanaan tindakan (planning) Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan fokus permasalahan yang akan diamati, kemudian peneliti membuat instrumen untuk membantu merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pada tahap ini juga peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Tahap 2: Penerapan tindakan (action)  Pada tahap ke-2 ini, guru melaksanakan isi dari rancangan yang telah dibuat peneliti sebelumnya. Guru haruslah menaati, berlaku wajar dan tidak dibuat-buat selama melaksanakan rencana tindakan tersebut.
Tahap 3: Pengamatan (observation) Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap kegiatan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.. Observasi ini dilakukan dengan instrumen berupa lembar observasi yang diperuntukkan terhadap guru dan siswa, setelah itu observer dan guru mengevaluasi proses pembelajaran dan hasil tindakan.
Tahap 4: Refleksi (reflecting). Refleksi dilakukan setelah guru selesai melakukan tindakan. Data yang diperoleh dari hasil observasi selanjutnya didiskusikan dan dianalisis antara guru, peneliti dan 1 observer tentang implementasi rancangan tindakan yang telah dibuat sebelumnya, kendala yang dihadapi guru dan siswa selama proses pembelajaran, hasil belajar siswa yang telah dicapai serta melakukan perbaikan rencana tentang kekurangan-kekurangan yang ada.
Tahapan dalam penelitian tindakan kelas akan berulang pada setiap siklus mulai dari tahap menyusun perencanaan tindakan, penerapan tindakan, pengamatan dan yang terakhir adalah refleksi. Refleksi pertama dalam siklus pertama adalah sebagai perbaikan pada tindakan atau siklus ke dua dan refleksi ke dua untuk perbaikan pada siklus ke tiga begitupun seterusnya.

2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yakni suatu penelitian yang bertujuan melakukan studi yang mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut.(Azwar, 2001:9)
Jenis dari penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas atau  classroom action research, yakni penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru atau memperbaiki pembelajaran yang ada di kelasPenelitian tindakan ini berbentuk penelitian tindakan kelas kolaborasi, yakni penelitian tindakan yang dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dengan pihak yang mengamati jalannya proses pelaksanaan tindakan. (Arikunto, 2008: 17) 
Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru kelas (guru fiqih) untuk menciptakan pembelajaran  yang kondusif dan efektif. Posisi penulis adalah sebagai peneliti dan pengamat yang mendesain dan mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan, sedangkan pelaksananya adalah guru fiqih kelas IV SDI Al-Husna.
Desain penelitian yang berbentuk kolaboratif ini merupakan suatu strategi untuk menciptakan pembelajaran seperti biasanya sehingga kegiatan belajar siswa yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan tindakan terjadi secara alamiah.  Adapun bentuk penelitiannya sebagai berikut :
Pertama, pendekatan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologis, yaitu mengkaji masalah dengan mempelajari jiwa seseorang melelui gejala perilaku yang diamati.(Nata, 2001:50)
Kedua, subjek penelitian.  Subjek penelitian merupakan sumber memperoleh keterangan penelitian. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah, siswa kelas IV, guru kelas IV dan Kepala sekolah SDI Al-Husna.
Ketiga, desain penelitian. Desain ini  merupakan model atau gambaran bentuk penelitian yang akan diikuti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas.  Desain penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian tindakan model siklus. Model ini dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart pada tahun 1988.
Secara umum desain penelitian tindakan kelas ini dijelaskan Suharsimi Arikunto menggunakan beberapa siklus yang terdiri dari tahapan-tahapan yang lazim dilalui yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.(Arikunto, 2002,17)
Gambar I : Bagan Siklus dalam PTK















Rounded Rectangle: Perancanaan






Rounded Rectangle: Refleksi
Rounded Rectangle: SIKLUS  I
Rounded Rectangle: Pelaksanaan
















 












Dalam penelitian tindakan kelas keempat tahapan tersebut merupakan unsur untuk membentuk sebuah siklus. Apabila dalam refleksi/evaluasi belum mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan maka siklus akan berulang sampai terjadi  perubahan yang diharapkan.
Penelitian ini menggunakan perencanaan sebanyak dua siklus dengan dua kali pertemuan tiap siklusnya. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan adalah dengan membandingkan hasil refleksi dari siklus pertama dengan siklus kedua.
Keempat, rencana tindakan.  Sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini  melalui tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun rincian dari tahapan penelitian dalam sebagai berikut:
a.  Perencanaan
Penelitian ini akan dilaksanakan sebanyak dua siklus dengan masing-masing siklus dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan dengan minimal dua kali pertemuan dengan guru mata pelajaran.
Pertemuan pertama peneliti mengadakan observasi awal untuk mengetahui keadaan kelas yang sebenarnya. Dari observasi akan diketahui permasalahan yang dihadapi kelas, serta alternatif penyelesaian masalah tersebut.  Setelah permasalahan ditemukan kemudian dianalisis bersama guru mata pelajaran untuk mencari solusi.
Dari wawancara dan observasi yang dilakukan dengan guru mata pelajaran fiqih di SDI Al-Husna Kelas IV, maka diperoleh solusi untuk meningkatkan motivasi siswa dengan menggunakan multimedia berbasis komputer.
Pertemuan kedua peneliti mendiskusikan prosedur pembelajaran, mempersiapkan rencana persiapan pembelajaran, mempersiapkan media yang akan digunakan, serta mempersiapkan lembar evaluasi. Hal ini dilakukan agar terjadi kesepahaman antara rencana tindakan dengan pelaksanaan tindakan oleh guru.
b.  Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana persiapan pembelajaran (RPP) yang telah disepakati sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran berlangsung secara alami dan sefleksibel mungkin. Selama pelaksanaan berlangsung peneliti mencatat di lembar observasi mengenai kegiatan di kelas.
c.  Pengamatan
Tahap ini bertujuan untuk mengamati dan mengetahui pelaksanaan tindakan yang dilakukan terhadap siswa. Peneliti mencatat setiap proses pembelajaran yang terjadi dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan. Pengamatan ini dipergunakan sebagai teknik pengumpulan data.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti bersama dengan guru mata pelajaran mengevaluasi tidakan yang telah diberikan kepada siswa. Pada tahap refleksi ini pula akan didiskusikan mengenai kekurangan dalam tindakan yang telah dilakukan dan upaya untuk memperbaikinya yang akan dijadikan sebagai acuan pelaksanaan siklus selanjutnya.



3. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penulis mengusahakan semaksimal mungkin enghimpun data yang lengkap, tepat, dan valid. Untuk itu metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
Pertama, Observasi.  Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang fenomena yang diteliti atau diselidiki.41 Jenis observasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah obeservasi nonpartisipatif, yakni peneliti mengamati dan terlibat secara langsung akan tetapi tidak ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar.(Sugiyono, 2008:220)
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data awal/pre riset, yakni untuk mengetahui keadaan kelas sebelum diadakan penelitian. Selain itu metode ini juga digunakan dalam tahapan tindakan, yakni untuk mengetahui setiap hal yang terjadi di kelas selama proses tindakan.
Kedua, wawancara.  Metode wawancara adalah suatu proses Tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan suaradengan telinga sendiri.  Metode ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kondisi riil siswa yang didapatkan melalui wawancara dengan guru mata pelajaran, sejarah perkembangan sekolah, identitas sekolah melalui wawancara kepada kepala sekolah, serta tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia berbasis komputer. (Sugiyono, 2008:221)
Ketiga, Dokumentasi.  Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data pelengkap seperti kelengkapan sekolah dan gambar proses belajar mengajar di kelas. (Arikunto,2002:128)
Keempat, Catatan Lapangan.  Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen seperti yang dikutip oleh Lexy J Moleong adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.  Catatan lapangan ini dibuat sesuai dengan catatan yang penulis dapatkan dalam pelaksanaan observasi. (Moleong, 2007:209)

4. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif deskriptif, yaitu analisis data yang bertujuan menggambarkan fakta atau karakteristik tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.  Seluruh data yang diperoleh kemudian dijabarkan indikator deskriptifnya bersama dengan mitra kolaborasi (guru fiqih) sehingga perubahan yang terjadi dapat dilihat secara jelas. (Sugiyono, 2006:337)
Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:
Pertama, Pengumpulan data.  Pengumpulan data di lapangan menggunakan observasi, sedangkan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dengan menggunakan catatan maupun instrumen yang telah disediakan. Dalam proses pengumpulan data dilakukan proses triangulasi, yakni pengecekan terhadap kebenaran data dan  penafsiran data dengan cara membendingkan data yang diperoleh dari berbagai fase penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode yang berlainan.
Kedua, Reduksi data.  Reduksi data dilakukan untuk memfokuskan pada hal-hal yang penting, yakni membuang data-data yang tidak terpola dari hasil observasi, hasil wawancara dan catatan lapangan 
Ketiga, penyajian data.  Penyajian data merupakan langkah yang dilakukan setelah reduksi data, yakni dengan menyajikan sekumpulan informasi tersusun yang memungkinkan adanya pengambilan kesimpulan. Data disajikan baik secara naratif maupun dalam bentuk tabel untuk memudahkan pemahaman baik secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya.
Keempat, Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran yang utuh dari obyek penelitian. Prosedur penarikan kesimpulan didasarkan pada gambaran informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu pada penyajian data. Melalui insformasi tersebut peneliti dapat melihat apa yang ditelitinya dan menentukan kesimpulan yang benar mengenai obyek penelitian.


Minggu, 06 April 2014

CONTOH DAFTAR ISI 3



DAFTAR ISI



ABSTRAK

LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN



BAB
I
PENDAHULUAN
1


A.  Latar Belakang Masalah
1


B.  Identifikasi Masalah
3


C.  Pembatasan Masalah
4


D.  Perumusan Masalah
4


E.  Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
5




BAB
II
LANDASAN TEORI
7


A.  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
7



1.  Pengertian KTSP
8



2.  Tujuan KTSP
8


B.  Penerapan KTSP dalam Pengajaran PAI di Sekolah Dasar
21



1.  Penerapan  Materi PAI dalam KTSP
21



2.  Peranan Guru dalam KTS
23



3.  Bentuk-Bentuk Penerapan KTSP pada PAI
26








BAB
III
METODE PENELITIAN
29


A.  Jenis Penelitian
29


B.  Responden
29


C.  Metode Pengumpulan Data
29



1. Observasi
30



2. Wawancara
30



3.  Dokumentasi
31


D.    Teknik Analisa Data
31




BAB
IV
HASIL PENELITIAN



A.  Diskripsi Lokasi Penelitian




1.  Lingkungan Sekolah Dasar Islam Al-Husna




2.  Keadaan Sekolah Dasar Islam Al-Husna




3.  Gedung Sekolah Dasar Islam Al-Husna




4.  Visi Misi dan Tujuan Sekolah Dasar Islam Al-Husna




5.  Kadaan Guru dan Jumlah Siswa Sekolah Dasar Islam        Al-Husna




6.  Kegiatan Pengembangan Diri



B. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di Sekolah Dasar Islam Al-Husna


39



1.  Alasan Penerapan
39



2.  Pemberlakuan KTSP
41



3.  Dasar Hukum




4.  Peran Pemimpin (Kepala Sekolah) dalam Penerapan KTSP di Sekolah Dasar Islam Al-Husna




5.  Penerapan KTSP Oleh Guru dalam Pembelajaran




6.  Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Islam Al-Husna Setelah Mengikuti KTSP






BAB
V
PENUTUP
73


A. Kesimpulan
73


B.  Saran
74




DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN