1. Model Penelitian
Penelitian ini merupakan
bentuk dari penelitian terapan atau penelitian terpakai (Applied research) yang
diselenggarakan dalam rangka mengatasi masalah nyata dalam kehidupan, berupa
usaha menemukan dasar-dasar dan langkah-langkah perbaikan. Dalam keterangan
lain dijelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian
dengan tindakan substantif, suatu tindakan
yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk
memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan
dan perubahan.(Rochiati, 2006:13) Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Penelitian ini
diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
melihat kondisi siswa. Penelitan tindakan kelas merupakan kegiatan kolaborasi
antara peneliti dan praktisi dalam hal ini adalah guru yang melibatkan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran.
Adapun model PTK sebagai
berikut :
a. Desain Penelitian
Ada beberapa ahli yang
berbeda pendapat dalam menentukan model penelitian tindakan kelas, namun secara
garis besar daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan perencanaan
tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi
proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), dan melakukan refleksi
(reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan
tercapai.
Keempat tahap penelitian
di atas adalah langkah yang harus ditempuh untuk membentuk sebuah siklus, yaitu
satu putaran tindakan berurutan sampai kembali pada tindakan semula. Jadi,
bentuk penelitian tindakan tidak pernah satu tindakan, tetapi selalu berupa rangkaian
kegiatan yang akan kembali ke asal.
b. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur yang harus dilakukan dalam
penelitian ini mencakup empat tahap diantaranya:(Asrori, 2008:101-106)
Tahap 1:
Menyusun perencanaan tindakan (planning) Dalam tahap menyusun rancangan ini
peneliti menentukan fokus permasalahan yang akan diamati, kemudian peneliti
membuat instrumen untuk membantu merekam fakta yang terjadi selama tindakan
berlangsung. Pada tahap ini juga peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Tahap 2:
Penerapan tindakan (action) Pada tahap
ke-2 ini, guru melaksanakan isi dari rancangan yang telah dibuat peneliti
sebelumnya. Guru haruslah menaati, berlaku wajar dan tidak dibuat-buat selama melaksanakan
rencana tindakan tersebut.
Tahap 3:
Pengamatan (observation) Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti terhadap kegiatan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung..
Observasi ini dilakukan dengan instrumen berupa lembar observasi yang
diperuntukkan terhadap guru dan siswa, setelah itu observer dan guru mengevaluasi
proses pembelajaran dan hasil tindakan.
Tahap 4:
Refleksi (reflecting). Refleksi dilakukan setelah guru selesai melakukan tindakan.
Data yang diperoleh dari hasil observasi selanjutnya didiskusikan dan
dianalisis antara guru, peneliti dan 1 observer tentang implementasi rancangan
tindakan yang telah dibuat sebelumnya, kendala yang dihadapi guru dan siswa
selama proses pembelajaran, hasil belajar siswa yang telah dicapai serta
melakukan perbaikan rencana tentang kekurangan-kekurangan yang ada.
Tahapan dalam penelitian
tindakan kelas akan berulang pada setiap siklus mulai dari tahap menyusun
perencanaan tindakan, penerapan tindakan, pengamatan dan yang terakhir adalah
refleksi. Refleksi pertama dalam siklus pertama adalah sebagai perbaikan pada tindakan
atau siklus ke dua dan refleksi ke dua untuk perbaikan pada siklus ke tiga
begitupun seterusnya.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian lapangan (field research), yakni suatu penelitian yang bertujuan
melakukan studi yang mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga
menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit
sosial tersebut.(Azwar, 2001:9)
Jenis dari penelitian
ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas atau classroom action research, yakni penelitian
yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru atau memperbaiki
pembelajaran yang ada di kelasPenelitian tindakan ini berbentuk penelitian
tindakan kelas kolaborasi, yakni penelitian tindakan yang dilakukan secara berpasangan
antara pihak yang melakukan tindakan dengan pihak yang mengamati jalannya
proses pelaksanaan tindakan. (Arikunto, 2008: 17)
Dalam penelitian ini peneliti
bekerjasama dengan guru kelas (guru fiqih) untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif dan efektif. Posisi penulis
adalah sebagai peneliti dan pengamat yang mendesain dan mempersiapkan media
pembelajaran yang akan digunakan, sedangkan pelaksananya adalah guru fiqih
kelas IV SDI Al-Husna.
Desain penelitian yang
berbentuk kolaboratif ini merupakan suatu strategi untuk menciptakan
pembelajaran seperti biasanya sehingga kegiatan belajar siswa yang digunakan
sebagai acuan pelaksanaan tindakan terjadi secara alamiah. Adapun bentuk penelitiannya sebagai berikut :
Pertama,
pendekatan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
psikologis, yaitu mengkaji masalah dengan mempelajari jiwa seseorang melelui
gejala perilaku yang diamati.(Nata, 2001:50)
Kedua,
subjek penelitian. Subjek penelitian
merupakan sumber memperoleh keterangan penelitian. Subjek dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah, siswa kelas IV, guru kelas IV dan Kepala sekolah SDI
Al-Husna.
Ketiga,
desain penelitian. Desain ini merupakan
model atau gambaran bentuk penelitian yang akan diikuti dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas. Desain penelitian
tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian tindakan
model siklus. Model ini dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart pada tahun
1988.
Secara umum desain
penelitian tindakan kelas ini dijelaskan Suharsimi Arikunto menggunakan beberapa
siklus yang terdiri dari tahapan-tahapan yang lazim dilalui yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.(Arikunto, 2002,17)
Gambar
I : Bagan Siklus dalam PTK
Dalam penelitian
tindakan kelas keempat tahapan tersebut merupakan unsur untuk membentuk sebuah
siklus. Apabila dalam refleksi/evaluasi belum mendapatkan hasil sesuai dengan
yang diharapkan maka siklus akan berulang sampai terjadi perubahan yang diharapkan.
Penelitian ini
menggunakan perencanaan sebanyak dua siklus dengan dua kali pertemuan tiap
siklusnya. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan adalah dengan
membandingkan hasil refleksi dari siklus pertama dengan siklus kedua.
Keempat,
rencana tindakan. Sesuai dengan kaidah
penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini
melalui tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun
rincian dari tahapan penelitian dalam sebagai berikut:
a. Perencanaan
Penelitian ini akan dilaksanakan sebanyak dua
siklus dengan masing-masing siklus dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Sebelum
melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan dengan minimal dua kali
pertemuan dengan guru mata pelajaran.
Pertemuan pertama
peneliti mengadakan observasi awal untuk mengetahui keadaan kelas yang sebenarnya.
Dari observasi akan diketahui permasalahan yang dihadapi kelas, serta
alternatif penyelesaian masalah tersebut.
Setelah permasalahan ditemukan kemudian dianalisis bersama guru mata
pelajaran untuk mencari solusi.
Dari wawancara dan observasi yang dilakukan
dengan guru mata pelajaran fiqih di SDI Al-Husna Kelas IV, maka diperoleh
solusi untuk meningkatkan motivasi siswa dengan menggunakan multimedia berbasis
komputer.
Pertemuan kedua
peneliti mendiskusikan prosedur pembelajaran, mempersiapkan rencana persiapan
pembelajaran, mempersiapkan media yang akan digunakan, serta mempersiapkan
lembar evaluasi. Hal ini dilakukan agar terjadi kesepahaman antara rencana
tindakan dengan pelaksanaan tindakan oleh guru.
b. Pelaksanaan
Dalam
pelaksanaan tindakan guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana
persiapan pembelajaran (RPP) yang telah disepakati sebelumnya. Pelaksanaan
pembelajaran berlangsung secara alami dan sefleksibel mungkin. Selama pelaksanaan
berlangsung peneliti mencatat di lembar observasi mengenai kegiatan di kelas.
c. Pengamatan
Tahap ini bertujuan untuk mengamati dan
mengetahui pelaksanaan tindakan yang dilakukan terhadap siswa. Peneliti
mencatat setiap proses pembelajaran yang terjadi dengan menggunakan lembar pengamatan
yang telah disiapkan. Pengamatan ini dipergunakan sebagai teknik pengumpulan
data.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti bersama dengan
guru mata pelajaran mengevaluasi tidakan yang telah diberikan kepada siswa. Pada
tahap refleksi ini pula akan didiskusikan mengenai kekurangan dalam tindakan
yang telah dilakukan dan upaya untuk memperbaikinya yang akan dijadikan sebagai
acuan pelaksanaan siklus selanjutnya.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data
penulis mengusahakan semaksimal mungkin enghimpun data yang lengkap, tepat, dan
valid. Untuk itu metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
Pertama,
Observasi. Observasi merupakan metode
pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang
fenomena yang diteliti atau diselidiki.41 Jenis observasi yang dipakai dalam
penelitian ini adalah obeservasi nonpartisipatif, yakni peneliti mengamati dan terlibat
secara langsung akan tetapi tidak ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar.(Sugiyono,
2008:220)
Metode ini digunakan untuk
mendapatkan data awal/pre riset, yakni untuk mengetahui keadaan kelas sebelum
diadakan penelitian. Selain itu metode ini juga digunakan dalam tahapan
tindakan, yakni untuk mengetahui setiap hal yang terjadi di kelas selama proses
tindakan.
Kedua,
wawancara. Metode wawancara adalah suatu
proses Tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara
fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan suaradengan
telinga sendiri. Metode ini digunakan
untuk mendapatkan data mengenai kondisi riil siswa yang didapatkan melalui
wawancara dengan guru mata pelajaran, sejarah perkembangan sekolah, identitas sekolah
melalui wawancara kepada kepala sekolah, serta tanggapan siswa terhadap
penggunaan multimedia berbasis komputer. (Sugiyono, 2008:221)
Ketiga,
Dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip,
buku, surat kabar, dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data pelengkap
seperti kelengkapan sekolah dan gambar proses belajar mengajar di kelas.
(Arikunto,2002:128)
Keempat,
Catatan Lapangan. Catatan lapangan
menurut Bogdan dan Biklen seperti yang dikutip oleh Lexy J Moleong adalah
catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam
rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.
Catatan lapangan ini dibuat sesuai
dengan catatan yang penulis dapatkan dalam pelaksanaan observasi. (Moleong,
2007:209)
4. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif deskriptif, yaitu
analisis data yang bertujuan menggambarkan fakta atau karakteristik tertentu
atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Seluruh data yang diperoleh kemudian dijabarkan
indikator deskriptifnya bersama dengan mitra kolaborasi (guru fiqih) sehingga
perubahan yang terjadi dapat dilihat secara jelas. (Sugiyono, 2006:337)
Adapun langkah-langkah
analisis data adalah sebagai berikut:
Pertama,
Pengumpulan data. Pengumpulan data di
lapangan menggunakan observasi, sedangkan untuk mengetahui motivasi belajar
siswa dengan menggunakan catatan maupun instrumen yang telah disediakan. Dalam
proses pengumpulan data dilakukan proses triangulasi, yakni pengecekan terhadap
kebenaran data dan penafsiran data
dengan cara membendingkan data yang diperoleh dari berbagai fase penelitian
yang telah dilakukan dengan menggunakan metode yang berlainan.
Kedua,
Reduksi data. Reduksi data dilakukan
untuk memfokuskan pada hal-hal yang penting, yakni membuang data-data yang
tidak terpola dari hasil observasi, hasil wawancara dan catatan lapangan
Ketiga,
penyajian data. Penyajian data merupakan
langkah yang dilakukan setelah reduksi data, yakni dengan menyajikan sekumpulan
informasi tersusun yang memungkinkan adanya pengambilan kesimpulan. Data
disajikan baik secara naratif maupun dalam bentuk tabel untuk memudahkan pemahaman
baik secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya.
Keempat,
Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran yang
utuh dari obyek penelitian. Prosedur penarikan kesimpulan didasarkan pada gambaran
informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu pada penyajian data.
Melalui insformasi tersebut peneliti dapat melihat apa yang ditelitinya dan
menentukan kesimpulan yang benar mengenai obyek penelitian.