Minggu, 06 April 2014

CONTOH SKRIPSI KUALITATIF BAB I PENDAHULUAN



BAB  I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan. Begitu pentingnya pendidikan bagi kita. Tidak dapat kita bayangkan misalkan tanpa adanya pendidikan, bagaimana dengan manusia sekarang yang tidak ada perbedaan dengan manusia pada zaman dahulu, yang mana pada zaman dahulu manusia masih minim sekali pengetahuan mereka tentang pendidikan dan apabila itu terjadi pada zaman sekarang, tidak menutup kemungkinan hal itu akan menjadikan kita lebih terpuruk dan lebih rendah kualitas peradabannya.
Perlu menjadi kehawatiran bersama apabila hal itu mulai menggejala pada masyarakat kita dewasa ini. Sangat memilukan bahwasannya masyarakat Indonesia yang religius dewasa ini terpuruk dalam himpitan krisis dan keterbelakangan dalam berbagai aspek kehidupan, lebih-lebih dalam masalah pendidikan. (Khaeruddin, dkk. 2007: 3)
1
 
Masyarakat madani, yakni masyarakat yang selalu mengidam-idamkan Image Community sebagai masyarakat yang beradab, masyarakat yang saling menghargai dan menghormati sesama, dan itu dapat diwujudkan hanya dengan pendidikan. Meski kita tahu dengan pendidikan, kita bisa mengubah semuanya tapi perlu diingat juga bahwasannya tahun demi tahun perkembangan zaman selalu berjalan terus-menerus, maka dari situ diperlukan perubahan dan perkembangan karena jika kita tetap-tetap saja pada apa yang ada dan tidak melakukan perubahan dan perkembangan, Maka sama saja kita mengalami keterbelakangan peradaban dan kita akan tertinggal dengan semua yang ada di dunia ini yang serba menuntut perkembangan. (Khaeruddin, dkk. 2007: 3)
Dengan kata lain perubahan atau inovasi dalam pendidikan itu juga diperlukan agar out-put atau lulusan yang dihasilkan dalam proses belajar mengajar dapat memenuhi tujuan pendidikan sebagaimana mestinya. Allah berfirman dalam surat Ar-ra’du ayat 11 yang berbunyi:
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ  ﴿11
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.

Dari ayat tersebut diatas, dapat diketahui bahwasannya sesungguhnya manusia itu diperintahkan untuk mengembangkan semua hal termasuk pendidikan, agar manusia tidak terpuruk dalam keterbelakangan.  Pendidikan juga berintikan mengatur segala sesuatu yang ada di alam ini, pendidikan juga memerlukan suatu perubahan yang mana akan menjadikan manusia semakin maju dan tidak tertinggal dalam keterpurukan.  Dan disini diperlukan sebuah pendidikan yang bermutu. Pencapaian pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, diperlukan berbagai faktor  atau unsur yang mana bisa mendorong terlaksananya pendidikan terutama adanya kurikulum yang diterapkan atau yang dipakai. (Khaeruddin, dkk. 2007: 4)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenaai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum disini merupakan ciri utama pendidikan di sekolah. Dengan kata lain, kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah. Kalau kurikulum merupakan syarat mutlak, hal itu berarti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran.. (Nana, 2006 : 3)
Berbagai kasus menunjukkan kurangnya pemahaman para penyelenggara, dan para pelaksana, termasuk guru dan kepala sekolah terhadap kurikulum, bahkan tidak sedikit guru atau instruktur yang tidak tahu kurikulum. Kelompok guru ini biasanya melaksanakan pembelajaran berdasarkan urutan bab dalam buku teks, dan menggunakan buku teks sebagai satu-satunya acuan dalam mengajar.
Inilah yang sering membuat guru kebingungan dan sering kekurangan waktu mengajar, karena buku teks biasanya dirancang lebih dari target minimal sebuah kurikulum, yang menuntut penyesuaian guru di sekolah, dan disinilah pentingnya guru memahami kurikulum, sehingga paham konsep-konsep mana yang harus diajarkan secara keseluruhan, dan mana yang bisa dikurangi bahkan diabaikan.
Kekurang pahaman guru dan penyelenggara pendidikan terhadap kurikulum bisa berakibat fatal terhadap hasil belajar peserta didik atau juga prestasi peserta didik. Hal ini terbukti ketika mereka dihadapkan pada ujian nasional, mereka sering kebingungan, dan sering ketakutan, takut akan prestasiyang diperolah peserta didiknya. .. (Nana, 2006 : 5)
 Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwasannya peran kurikulum sangat penting dalam pencapaian prestasi seorang siswa, karena dengan prestasi yang baik seorang siswa akan mampu mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Dan biasanya prestasi belajar ini diketahui dari hasil evaluasi yang biasanya terdapat pada raport atau sebagainya.
Pemerintah melalui Undang Undang Republik Indonesia, Nomor 20 tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 (PP. 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) No. 22, 23, dan 24 tahun 2006 mengamanatkan setiap setuan pendidikan untuk membuat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan yang mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Pengembangan KTSP yang mengacu pada standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dari dua kedelapan standar nasional tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Melalui KTSP ini sekolah dapat melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, dalam pengembangannya melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi kepada pemangku kepentingan di lingkungan sekitar.
KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru karena kiprah guru lebih dominan terutama dalam menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis, tetapi juga dalam pembelajaran nyata di kelas.(Mulyasa, 2010 :9)
Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusaan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif. Dan diharapkan dengan adanya penyempurnaan kurikulum ini, yakni KTSP peserta didik mampu meningkatkan prestasi mereka dalam kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar merupakan sebuah hasil dari usaha peserta didik dalam proses menjalankan kegiatan pembelajaran di sekolahan. Dengan mengetahui prestasi belajar anak, akan diketahui pula kedudukan anak di dalam kelas apakah anak tersebut pandai, sedang, atau kurang. KTSP merupakan alternatif kurikulum untuk memperbaiki berbagai permasalahan pendidikan yang dihadapi dalam pembelajaran termasuk peningkatan prestasi siswa.
Proses pembelajaran merupakan inti dari pendidikan tergantung kepada bagaimana pembelajaran itu dilaksanakan dikelas, dimana guru dan siswa secara keseluruhan memegang peranan dalam proses pembelajaran. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami perubahan yang signifikan. Hal ini ditandai dengan lahirnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK, yang selanjutnya disebut Kurikulum 2004, selanjutnya lahir lagi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
Peralihan sistem kurikulum pendidikan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini di harapkan menjadi pengembang metode pembelajaran yang menghasilkan ada peningkatan prestasi siswa-siswi di sekolah.  Selanjutnya, dengan menggunakan kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini mampu menjadi solusi pada permasalah-permasalahan kurikulum KBK.
Keberadaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah tentu tidak semuanya bisa mulus di laksanakan oleh para pengajar, pasti memiliki beberapa kendala.  Kenadal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di setiap sekolah harus dicermati secara seksama, dan sejauhmana peran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini mampu berpengaruh pada prestasi siswa.  Maka dari itulah penulis tertarik untuk menganalisis dan meneliti lebih jauh eksistensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di suatu lembaga pendidikan.
Selanjutnya, penulis pengambil penelitian di Sekolah Dasar Islam Al-Husna Rangkasbitung dengan alasan, bahwa Sekolah Dasar Islam Al-Husna merupakan salah satu lembaga pendidikan yang cukup maju di kabupaten lebak serta memiliki banyak siswa.  Di dalam sekolah tersebut menerapkan kurikulum KTSP, maka dari itulah penulis ingin meliti lebih jauh tentang penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar Islam Al-Husna, selanjutnya penulis tuangkan dalam sekripsi yang berjudul “Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran  Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Islam Al-Husna Rangkasbitung Lebak Banten”.

B.    Identifikasi Masalah
Dari melihat latar belakang diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan permasalahan yang berkaitan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebanagai berikut :
1.      Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. dalam meningkatkan prestasi siswa
2.      Latar belakang sosial keluarga yang masih mengunakan tradisi pembelaran model lama
3.       Rendahnya minat belajar siswa yang harus merubah sistem pembelajaran yang baru
4.      Dukungan perpustakan dalam sekolah yang kurang lengkap, sehingga menghambat sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
5.      Lingkungan sekitar yang terlalu bebas dalam belajar, tanpa adanya pendamping (privat), sehingga mereka (siswa)  kesulitan memahmi metode ini diterapkan di sekolah.
6.      Guru yang kurang komparatif dan kompetin, sehingga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tidak bisa berjalan sesuai dengan perencanaan
7.      Pimpinan (Kepala Sekolah) yang kurang aktif dalam memantau sistem pembelajaran kelas, hal ini menyebabkan ketidak seriusan guru dalam memberikan metode Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada peserta didik.

C.     Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, banyak sekali hal yang harus penulis teliti berkaitan dengan penggunaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Oleh sebab itu penulis membatasi permasalah tersebut hanya pada, yaitu: “Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran  Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Islam Al-Husna Rangkasbitung Lebak Banten”.

D.       Perumusan Masalah
Sebagaimana diuraikan dalam pembatasan masalah diatas penulis dapat mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan yang menjadi objek penelitian sebagai berikut:
1.      Bagaimana penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di di SDI       al - Husna?
2.      Bagaimana prestasi belajar siswa di SDI al - Husna?
3.      Bagaimana penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SDI al - Husna?

E.                 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang penulis laksanakan ini adalah:
1.        Untuk mengetahui penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SD Al – Husna
2.         Untuk mengetahui prestasi belajar siswa di SD al - Husna
3.         Untuk mengetahui penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD al - Husna

Adapun penelitian ini diharapkan setelah memahaminya dan melakukan olah data dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.   Secara Teoritis
a)   Penelitian ini berguna untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana pendidikan Islam (S.Pd.I) pada fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam di STAI La Tansa Mashiro.
b)   Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pengetahuan tentang KTSP terhadap motivasi belajar siswa bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya terutama bagi guru Pendidikan Agama Islam.
c)   Untuk menjadi masukan dan bahan rujukan dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan kurikulum KTSP dan meningkatkan prestasi belajar siswa ke depan.
2.     Secara Praktis
Menambah pengetahuan yang lebih matang dalam bidang pengajaran dan menambah wawasan dalam bidang penelitian, sehingga dapat dijadikan sebagai latihan dan pengembangan teknik–teknik yang baik khususnya dalam membuat karya tulis ilmiah, juga sebagai kontribusi nyata bagi dunia pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar