Minggu, 06 April 2014

CONTOH SKRIPSI PERTAMA ( BAB I PENDAHULUAN )



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.[1] Pendidikan dalam konteks otonomi daerah diharapkan dapat mengambil peran dalam mewujudkan perubahan paradigma dari sentralisasi menjadi desentralisasi, hal tersebut sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang  Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 (Sisdiknas Pasal 3) berikut ini:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, dalam tatanan mikro pendidikan harus mampu menghasilkan SDM berkualitas dan profesional sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Sisdiknas Pasal 3 di atas, termasuk di dalamnya kebutuhan dunia kerja dan respons terhadap perubahan masyarakat setempat.[2]
Dalam hal peningkatan mutu pendidikan dipengaruhi oleh berbagai komponen pendidikan. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan.
Dari hal di atas, guru mempunyai misi dan tugas yang berat, namun mulia dalam mengantarkan tunas-tunas bangsa ke puncak cita-cita. Oleh karena itu, sudah selayaknya guru mempunyai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawabnya. Dengan kompetensi tersebut, maka akan menjadi guru yang profesional, baik secara akademis maupun non akademis.
Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus dapat memberdayakan para tenaga pengajar yaitu guru, agar tujuan pendidikan tercapai secara maksimal, disadari bahwa disamping faktor guru, terdapat banyak faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap mutu proses dan hasil pengajaran. Tidak dapat dipungkiri memang guru adalah pengelola proses belajar mengajar dalam kelas dan langsung terlibat dengan siswa, entah secara terpaksa ataupun tidak bagi seorang guru perbekala mengajar dan keahlian lain harus dipersiapkan secara maksimal.
Proses belajar mengajar tidak sesederhana yang kita bayangkan karena ada ukuran dan tujuan yang hendak dicapai oleh pendidik, peserta didik, dan fihak sekolah, seperangkat pengetahuan, pengalaman harus dimiliki oleh pendidik dan semua fihak yang terlibat dalam proses belajar mengajar (PBM), agar ukuran keberhasilan proses belajar dapat dicapai secara maksimal, yang pada akhirnya menghasilkan lulusan yang berkualitas.
            Dalam al-Quran dinyatakan dengan tegas dan terang bahwa manusia memiliki potensi akal. Potensi tersebut akan berkembang dengan baik jika dilalui dengan proses pendidikan. Sebagaimana firman Allah SWT surat An-Nahl ayat 78 yang berbunyi:
وَاللّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُونَ شَيْئاً وَجَعَلَ لَكُمُ الْسَّمْعَ وَالأَبْصَارَ وَالأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿٧٨﴾
“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”[3]

Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa manusia telah diberi kelengkapan dasar (potensi dasar) yang dapat dibina dan dikembangkan melalui proses belajar. Dengan adanya akal manusia bukan hanya dapat menangkap obyek namun juga menelaah secara efektifitas berbagai macam peristiwa. Betapa sempurnanya manusia sebagai mahluk yang diciptakan Allah SWT. Terdapat tiga unsur yang dijadikan manusia sebagai mahluk yang sangat sempurna dibandingkan dengan mahluk lain:
1.       Manusia diciptakan oleh Allah SWT dimuka bumi ini sebagai khalifah yang mengatur dan memelihara semua yang ada dimuka bumi ini. Dan sekaligus diperuntukan untuk kemanfaatan manusia.
2.       Manusia diciptakan oleh Allah SWT dianugrahkan akal. Dengan akalnya manusia mampu memanfaatkan produksi alam ini secara optimal.
3.       Manusia adalah mahluk terdidik dan pendidik. Dalam kaitan ini manusia merupakan mahluk yang senantiasa berkembang dan memiliki potensi yang besar untuk senantiasa memahami segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT dan sekaligus mampu  mensyukurinya.[4]


Berdasarkan pendapat di atas jelaslah bahwa manusia satu-satunya mahluk yang dapat melakukan proses pendidikan, dengan demikian konsekuensinya manusia diwajibkan oleh Allah SWT untuk selalu mencari berbagai macam ilmu pengetahuan. Inti dari pandangan tersebut adalah bahwa dengan bekal potensi dan akalnya manusia mempunyai kebebasan untuk jalan hidupnya baik atau buruk, dengan adanya proses kegiatan belajar baik melalui jalur sekolah maupun luar sekolah. Manusia mampu hidup secara mandiri, tetapi manusia tidak bisa terlepas dari sesamanya baik sebagai mahluk individu maupun sebagai manusia sosial.
Aspek yang sangat mendukung terhadap perkembangan dan keberhasilan belajar peserta didik di antaranya yaitu dari pengaruh guru yang terampil dalam mengajar yang akan memberikan pengaruh atau efek kepada peserta didik. Dalam dunia pendidikan, gurulah yang menjadi ujung tombak dalam mengantarkan manusia.  Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa[5] 
Guru yang baik dan profesional  ketika hendak mengajar ia membuat RPP, karena RPP itulah sebagai acuan guru untuk menentukan evalauasi dan hasil belajar siswa yang lebih baik. di SMP Negeri 1 Maja Lebak guru-guru banyak membuat RPP akan tetapi hasil belajarnya kurang memuaskan atau bisa dibilang kurang baik. Hasil belajar siswa itu salah satunya dipengaruhi oleh keterampilan guru dalam membuat RPP dan menyajikan kepada murid dalam proses pembelajaran. keterampilan guru dalam membuat RPP sangat menunjang terhadap keberhasilan peserta didik dalam memahami pelajaran. SMP Negeri 1 Maja Lebak banyak yang hasil belajarnya belum mendapatkan hasil memuaskan. Hal tersebut berdasarkan hasil hasil belajar (raport sekolah), yang menjadi permasalahan bagi guru faktor apa yang kurang dalam proses belajar mengajar.
            Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan yang dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul Pengaruh Keterampilan Guru Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI” ( Studi di SMP Negeri 1 Maja kabupaten Lebak )
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1.      Bagaimana keterampilan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) di SMP Negeri 1 Maja Lebak?
2.      Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Maja Lebak?
3.      Apakah terdapat pengaruh keterampilan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)  terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Maja Lebak?
C.     Tujuan Penelitian
            Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 
1.      Untuk mengetahui keterampilan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) di SMP Negeri 1 Maja Lebak
2.      Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Maja Lebak
3.      Untuk mengetahui pengaruh keterampilan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)  terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Maja Lebak
D.     Kerangka Pemikiran
Pendidikan dan guru merupakan satu matarantai yang satu sama lain saling mempengaruhi, masalah guru senantiasa menjadi perhatian, baik oleh pemerintah maupun oleh ahli pendidikan. Guru merupakan media yang sangat penting artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa, Guru mengemban tugas-tugas sosial kultural yang berfungsi mempersiapkan generasi muda. Persoalan guru adalah masalah yang urgen, oleh sebab mutu guru turut menentukan mutu pendidikan, sedangkan mutu pendidikan akan menentukan  mutu generasi muda, dan persoalan ini bergantung kepada sistem pendidikan guru.
            Produk pendidikan guru ditentukan oleh tujuan pendidikan yang hendak dicapai, baik tujuan intrinsik maupun tujuan ekstrinsik. Tujuan intrinsik merupakan tujuan yang didasarkan pada sistem nilai kultural, sedangkan ekstrinsik mempersoalkan tujuan pendidikan, apakah sesuai dengan tuntutan lapangan kerja dan masyarakat.[6] Kriteria proses melihat pendidikan guru dari sudut penyelenggaraan pendidikan antara lain adalah memperbincangkan masalah kurikulum, alat, media dan peranan guru yang bertugas dalam lembaga pendidikan. Tentu saja Kurikulum dan berbagai komponen lainnya  yang menunjang  proses pendidikan dan motivasi, semuanya harus dibina dan direncanakan sesuai  dengan tujuan yang hendak dicapai.
Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.[7] Sistem lingkungan ini terjadi dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan intruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan peran serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia.
Pada hakikatnya mengajar adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi, lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga dapat dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan/bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar.[8] Mengajar pada dasarnya merupakan usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa, maka mengajar sebagai kegiatan guru. Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik.[9]
Pengertian belajar secara psikologis merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[10] Sardiman memaparkan belajar adalah sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.[11]
Selanjutnya hasil belajar dapat pula dikatakan prestasi belajar, hasil belajar merupakan sesuatu yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu dari sisi siswa dan dari sisi guru. Lebih lanjut Dimyati dan Mudjiono menjelaskan bahwa belajar dipandang dari sisi siswa merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.[12]
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru dalam membuat RPP dapat memberikan pengaruh positif dalam prestasi belajar. Dengan demikian guru  yang terampilan dalam membuat RPP akan mendapatkanhasil yang baik dalam proses pembelajaran, oleh karena itu penulis dapat menggambarkan pengaruh itu melalui gambar berikut ini:


 

















E.      Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah proses pembahasan dalam penulisan skripsi ini maka penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut :
Bab kesatu: Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua: Landasan teoritis tentang keterampilan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)  terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI, meliputi: Pengertian Guru dan Kompetensi Guru, Hakikat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Faktor yang mempengaruhi guru dalam membuat RPP, dan  pengertian hasil belajar, komponen hasil belajar, indikator hasil belajar serta faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Bab ketiga : Metodologi penelitian yang berisi tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, analisa data, dan hipotesis penelitian.
             Bab keempat : Deskripsi hasil penelitian tentang keterampilan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI yang berisi: analisis data keterampilan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), analisis data hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan pengaruh keterampilan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)  terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI
Bab kelima : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.




[1]Sikdiknas No. 20 Tahun 2000, ( Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003) h.9
[2] Enco Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2008), Cet. ke-3. h. 4
                [3] QS. Al-Nahal ( 16:78 )
                [4] Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: PT.  Bumi Aksara 2006) 
                [5] Syiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, ( Jakarta:PT. Rineka Cipta 2005) Cet. Ke 2  h. 36
                [6] Oemar Hamalik, Pendidikan Guru “Berdasarkan Pendekatan Kompetensi”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), Cet. Ke-3, h. 20.
[7] J.J. Hasibuan,et.al, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 2006), h.3
[8] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h.45
[9] Sardiman, A.M,  Op. Cit, h. 47
[10] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya ( Jakarta: PT. Rineka CIpta 2003) Cet. Ke- IV h. 2
[11] Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003), h. 21
[12] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995), h. 251-252

Tidak ada komentar:

Posting Komentar